Cegah Kekerasan, Sekolah Bentuk Tim Ramah Anak


Lombok Barat-  SMPN 2 Kuripan bersama Yayasan Plan Internasional Indonesia membentuk tim sekolah ramah anak dalam upaya mencegah terjadinya kekerasan fisik dan kekerasan verbal terhadap anak di lingkungan sekolah,  Senin, (24/10/2022). 

"Sekolah ini telah ditetapkan sebagai sekolah ramah anak, "kata Kepala SMPN 2 Kuripan H. Karnaen, S.Pd saat membuka Workshop pelatihan ramah anak yang dihadiri perwakilan guru, orang tua wali, dan siswa.

Tim yang telah dibentuk bertugas untuk melakukan langkah-langkah ihtiar pencegahan terjadinya kekerasan fisik dan kekerasan verbal, termasuk membetuk konsekuensi terhadap anak dan guru apabila melanggar kesepakan bersama.

"Tim ini sebagai pengendali terhadap pencegahan, penaganan   kasus  yang melibatkan anak,"katanya.

Menurutnya, Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan sekolah yang bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainya serta mendukung partisipasi anak tertuma dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawaasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.  

"Keberadaan sarana dan prasarana juga mendukung sekolah ramah anak,"katanya.

Kepala Seksi Kurikulum bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat Hendrik Cahyadi mengatakan bahwa sekolah ramah ini berkaitan dengan kurikulum merdeka. Pelaksanaan kurikulum merdeka harus memberikan suasana pembelajaran yang aman dan nyaman. 

"Sekolah ramah ini berkaitan dengan kurikulum merdeka,"katanya.

Saat proses pembelajaran di kelas juga harus memberikan rasa aman dan nyaman kepada siswa.

"Kita harus memberikan anak bahagia,  senang dan nyaman dalam proses pembelajaran. Guru yang mengajar dengan  ihlas dan sepenuh hati, maka siswa akan merindukan kehadiran guru,"katanya.

Sementara itu, Suci Apriani Project Officer Gema Cita Yayasan Plan International Indonesia mengatakan bahwa sebanyak 5 sekolah yang menjadi lokasi pendampingan di Kabupaten Lombok Barat yakni SMK 1 Kuripan, SMPN 2 Kuripan, MTsN 1 Lombok Barat, SMAN 1 Lembar,  MTsS Nujumul Huda Lembar dan 2 desa yakni Desa Kuripan Utara Kecamatan Kuripan serta Desa Jembatan Kembar Timur Kecamatan Lembar. Dengan melibatkan 5.000 remaja , kaum muda usia 13 sampai 14 tahun serta 1.000 Orang dewasa usia 24 tahun. Dan 10.000 remaja,  kaum muda usia 13 sanpai 24 tahun serta 10.000 orang tua atau pengasuh ysia 24 tahun.

"Kami juga telah melatih Peer Educator (PE) sekitar 154  orang di Lombok Barat. Peer Educator akan menjadi Fasilitator sebaya bagi teman-temannya di sekolah dan desa masing-masing dalam diskusi berseri terkait 18 topik dari modul HKSR,"katanya.

SAHMAN

Sahman, S.Pd seorang anak yang terlahir dari rahim keluarga petani. Ia menghabiskan waktu kecilnya dihamparan persawahan yang ada di bundaran Giri Menang Square ( GMS). Tekadnya yang kuat menghantarnya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Krikil-kirikil tajam, ia lalui. Universitas kehidupan telah banyak memberikan ilmu bermanfaat yang ia tidak dapatkan dibangku kuliah. Ia pertama kali mengenal dunia tulis menulis berawal ketika berprofesi sebagai loper koran. Sebagai manusia pembelajar, ia meningkatkan kompetensi diri. Akhirnya, ia selama 16 tahun berkecimpung didunia jurnalistik. Berbagai peristiwa dan kebijakan pemerintah daerah Lombok Barat tak terlepas dari goresan penanya.

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama